8 Pelajaran Menjadi Tech Lead

Gambar Leader

Tulisan ini diinspirasi oleh postingan Tom Gamon yang berjudul Things I Have Learned New Technical Lead, setelah membaca tulisan tersebut jadi terinspirasi juga untuk berbagi pengalaman saya sebagai Tech Lead para programmer.

Posisi Technical Lead atau biasa disingkat Tech Lead biasanya merupakan posisi untuk memimpin tim berukuran kecil dibawah 10 orang dan Tech Lead di setiap perusahaan berbeda-beda, ada yang porsi coding lebih banyak ada pula yang porsi manajerialnya lebih besar.

Menjadi Tech Lead dimana porsi coding lebih banyak berdasarkan pengalaman saya skill yang dibutuhkan cukup jelas yaitu skill teknikal yang baik.

Ketika menjadi Tech Lead yang porsi manajerialnya lebih besar, selain skill teknikal tetap dibutuhkan, porsi non-skill teknikal atau soft skill juga dibutuhkan dalam porsi yang lebih besar.

Selain itu ilmu manajerial yang diterapkan di perusahaan A belum tentu dapat berjalan di perusahaan B, yang tertulis di buku juga kadang tidak bisa diterapkan. Banyak trial and error yang terjadi.

Berikut ini adalah beberapa hal yang saya pelajari saat menjadi Tech Lead dimana porsi manajerial-nya lebih besar.

  1. Lebih Banyak Meeting
  2. Porsi Coding Jauh Lebih Sedikit, Lebih Banyak Kontrol
  3. Delegasi
  4. Lebih Banyak Bermain Pada Desain Aplikasi
  5. Menjadi Pusat Informasi
  6. Semakin Generalis, Tidak Perlu Menjadi Paling Jago Teknikal
  7. Komunikasi Wajib Jelas
  8. Wajib Melakukan 1 on 1

1. Lebih Banyak Meeting

Jika organisasi sudah besar, sebagian besar waktu akan habis untuk meeting. Entah karena meeting sync antar divisi atau ada kebutuhan diskusi dengan anggota tim.

2. Porsi Coding Jauh Lebih Sedikit, Lebih Banyak Kontrol

Mendapatkan waktu fokus untuk coding biasanya sangat sulit karena biasanya waktu akan habis untuk kontrol apakah yang dikerjakan oleh anggota tim benar serta memantau semua project yang telah berjalan yang biasanya lebih dari satu project. Saat tulisan ini ditulis saya dan tim memegang tujuh project.

Sulitnya mendapatkan waktu fokus coding juga terkait poin pertama dimana ada banyak meeting dan juga harus melakukan support project-project tim lain baik yang terkait secara langsung atau tidak langsung.

3. Delegasi

Poin ini ini terkait poin pertama dan kedua, karena faktor meeting dan kontrol memakan porsi yang besar, mau tidak mau harus didelegasikan dengan anggota tim.

Sebagai contoh saat deployment yang biasanya saya lakukan agar anggota tim lebih fokus ke coding fitur, jika sedang banyak meeting saya biasanya melakukan delegasi ke anggota tim.

4. Lebih Banyak Bermain Pada Desain Aplikasi

Diagram adalah teman baik terutama saat menjelaskan flow suatu fitur. Walau sedikit coding, namun harus tetap paham flow yang terjadi pada aplikasi.

Menjadi Tech Lead akan banyak bersentuhan dengan desain aplikasi, misal bagaimana desain flow yang bagus untuk fitur yang ingin dibangun dan bagaimana interaksi aplikasi atau fitur satu dengan yang lain.

5. Menjadi Pusat Informasi

Sebagai Tech Lead juga jangan kaget akan sering ditanya terkait project yang terlibat baik secara langsung atau tidak langsung, walau kita sebagai orang baru. Jika tidak tahu apa yang ditanyakan kita bisa membantu dengan mencari tahu harus kontak ke siapa.

6. Semakin Generalis, Tidak Perlu Menjadi Paling Jago Teknikal.

Menjadi Tech Lead menurut saya semakin generalis, lebih baik tahu berbagai hal walau permukaan. Hal ini mempermudah dalam mengambil keputusan atau desain aplikasi.

Selain itu kita tidak diharuskan paling jago secara teknikal karena jumlah skill yang harus dikuasai sebagai Tech Lead cukup luas, tidak hanya skill teknikal saja, agak sulit jika hanya fokus skill teknikal. Saya sendiri tidak merasa paling jago dalam menggunakan bahasa pemrograman Java atau Go di tim saya.

7. Komunikasi Wajib Jelas

Bekerja dengan para programmer wajib menggunakan komunikasi yang jelas, salah memberi arahan hasil program yang dibuat bisa berbeda. Saat chatting, saya sendiri biasanya jarang menggunakan singkatan-singkatan supaya jelas.

Apalagi kondisi WFH atau kerja remote, komunikasi secara implisit menggunakan “kode” atau bahasa tubuh biasanya sulit dipahami oleh anggota tim. Saya sendiri tulis pernah mengalami menulis dengan jelas secara eksplisit saja kadang yang dipahami beda, apalagi komunikasi secara implisit.

Selain itu perlu pastikan juga todo atau task yang ditulis jelas. Saya sendiri sering berkomunikasi dengan Product Manager mengenai task yang untuk memastikan apa yang diinginkan sesuai tim kerjakan.

8. Wajib Melakukan 1 on 1

Agar kita selalu mendapatkan infor terkini kondisi anggota tim, wajib melakukan 1 on 1. Saya sendiri biasanya satu bulan sekali karena dibawah satu bulan terlalu cepat. Kondisi pandemi Korona dan WFH menyebabkan 1 on 1 semakin wajib dilakukan.

Berlangganan via Email

atau berlangganan via RSS

Tulisan Terbaru