Alkisah, sekitar tahun 2013 saya mendaftarkan diri untuk menjadi donatur bulanan Green Peace. Mekanismenya, setelah menandatangani dokumen, rekening bank Mandiri saya akan otomatis auto debet.
Singkat cerita, pada tahun 2017 ini saya ingin berhenti menjadi donatur Green Peace. Awal mula saya ke bank Mandiri cabang Senayan City untuk memberhentikan auto-debet Green Peace.
Nah, inilah keanehan pertama terjadi. Ternyata saya harus ke Bank Mandiri tempat saya buka rekening. Aneh. Buat apa ada cabang kalau ujung-ujungnya harus ke tempat buka rekening.
Singkat cerita lagi, beberapa bulan kemudian saya baru sempat ke cabang tempat buka rekening. Setelah antri dan sempat ditanya satpam akhirnya giliran saya mengobrol dengan customer service. Nah disinilah keanehan kedua terjadi.
Dari sekian orang yang duduk antri customer service bank @mandiricare cuma gw yg ditanya mau urus apa, mungkin karena gw pake sandal jepit 😅 pic.twitter.com/UKk1ecoliY
— kuntoaji.id 💯 (@kuntoaji) November 24, 2017
Ternyata Bank Mandiri tidak dapat menghentikan auto debet yang terjadi antara saya dan Green Peace. Menurut Bank Mandiri, saya diharuskan mengontak pihak Green Peace agar menghentikan auto debet yang terjadi.
Sekarang gini, misalnya yang melakukan auto debet itu misalnya ternyata seorang penjahat yang mencuri data nasabah auto debet, bagaimana caranya kontak mereka?
Kalau Bank Mandiri sendiri nggak sanggup menghentikan auto debet, apalagi nasabahnya. Entah apa prosedurnya kenapa bisa begini, menurut saya Lucu aja sih.
Sempat ragu dengan Bank Mandiri karena pernah mengalami gagal transaksi dan ditambah kejadian ini membuat saya agak sedikit ragu menggunakan Bank Mandiri untuk transaksi sehari - hari.
Pesan terakhir, bagi yang muslim jika menggunakan bank konvensional, jangan lupa sisihkan uang bunga karena hal tersebut uang riba dan merupakan uang haram. Ada banyak tempat yang bisa menyalurkan dana riba, salah satu yang saya tahu adalah disalurkan melalui Pondok Pesantren Darush Sholihin.